Air Susu Dibalas Air Tuba
Orang
yang berbuat jahat kepadamu pasti karena ada faktor X yang
memengaruhinya; bisa apersepsi, persepsi yang keliru, miss informasi
atau miss komunikasi atau lingkungan tempat domisili atau tempat
kerjanya atau boleh jadi secara tidak sadar, justru kita sendiri yang
menjadi pemicunya. Sangat tidak bijaksana, apabila seluruh
keburukan/kejahatan yang dilakukannya kita vonis sebagai semata-mata
kesalahannya. Di alam kehidupan ini, tidak ada sesuatu yang berjalan
sendirian, baik yang sejalan maupun yang
saling bertentangan. Ada korelasi antara satu perbuatan dengan
perbuatan lainnya, entah positif atau negatif. Antara sesuatu yang sama
dan sejalan, juga antara sesuatu yang saling bertentangan bergerak dan
berjalan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Begitulah sunnatullah
kehidupan ini berjalan.
Sebagai
seorang Guru, meski tidak diharap. Namun, harus siap menerima kenyataan
AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA. Setidaknya, inilah yang terjadi dalam
dinamika kehidupan ini. Saya sudah merasakannya meski akumulasi jam
mengajar saya belum bisa dikategorikan sebagai Guru dengan jam terbang
tinggi. Jangankan alumni yang sudah lama, alumni tahun 2016 inipun sudah
ada yang membalas dengan air tuba.
Siswa
yang sering dibantu malah jadi lawan. Sebaliknya, siswa yang jarang
dibantu malah jadi kawan setelah mereka menamatkan pendidikan. Inilah
realita kehidupan dari penanaman karakter pendidikan kita. Siapa yang
salah? Jangan salahkan siapa-siapa, Saatnya kita mengubah metode.
Dan, yang terpenting setelah AIR SUSU-mu dibalas dengan AIR TUBA. Janganlah membalasnya dengan RACUN.
Hotel Grand Imawan, 1 Juni 2016